Masih Proses...

Monday

TIPS CARA MENCEGAH & MENGOBATI SERANGAN TOMCAT Serangga Tomcat Sudah Menyerang Warga Surabaya

CARA MENGATASI RACUN TOMCATTIPS CARA MENCEGAH & MENGOBATI SERANGAN TOMCAT Serangga Tomcat Sudah Menyerang Warga Surabaya. Terkait serangan serangga jenis Tomcat di perumahan elit Apartemen Eascoast, Pakuwon City Laguna Indah, Surabaya, Jawa Timur, Komisi E DPRD Jawa Timur berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jatim, guna melakukan antisipasi meluasnya penyebaran serangga pemilik cairan beracun hemolim. Dewan minta segera disediakan vaksin dibeberapa titik penyebaran Tomcat. VIDEO TEASER LAGU BARU SHINEE 'SHERLOCK' Ada Jessica SNSD di Teaser Klip 'Sherlock' SHINee.

"Dalam koordinasi tersebut, penyediaan vaksin di beberapa titik penyebaran Tomcat harus bisa segera dilakukan," kata anggota Komisi E DPRD Jatim, Achmad Iskandar, Senin 19 Maret 2012.

Menurutnya, penyebaran serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus riparius cukup meresahkan warga khususnya di Surabaya. Iskandar mengaku hingga saat ini, dirinya belum mengetahui kemungkinan meluasnya penyebaran gatal-gatal akibat yang ditimbulkan serangga ke sejumlah wilayah di Jatim lainnya.

"Dari koordinasi tersebut kita akan lakukan upaya agar serangga itu tidak menyebar ke daerah lain," terangnya.

Sekadar informasi, Tomcat adalah jenis serangga dengan nama lain Kumbang Rove. Di Indonesia, Tomcat biasa disebut dengan Semut Semai atau Semut Kayap.

Tomcat memiliki warna tubuh kuning gelap bergaris hijau serta kepala berwarna gelap. Tubuhnya bersayap meski kerap kali merangkak. Meski tak mengigit, serangga jenis itu memiliki cairan racun yang berbahaya, toxin hemolimf. Toksin ini dikenal sebagai paederin yang memiliki keampuhan 12 kali lebih mematikan dari bisa ular kobra.

Sementara itu, Dinkes Jatim menyebut mendeteksi 25 kasus akibat serangan Tomcat di dua Puskemas di Surabaya.

"Data terbaru, sejak merebak di Surabaya pekan lalu, ada 25 kasus serangan Tomcat yang dilaporkan dari 2 Puskesmas di kawasan Surabaya Timur," kata Kepala Dinas Kesehatan Jatim, Budi Rahayu.

Lanjutnya, laporan itu merupakan yang masuk saat pemeriksaan di Puskemas. Rahayu yakin jumlah kasus itu lebih banyak dari yang terlaporkan karena biasanya korban melakukan pengobatan sendiri atau berobat di klinik swasta.

Ditegaskan Rahayu, merebaknya serangan Tomcat tidak bisa dimasukkan kategori Kejadian Luar Biasa (KLB). Karena, KLB harus yang kategori wabah bersifat fatal, bisa merenggut nyawa manusia.

"Serangan Tomcat hanya menimbulkan rasa nyeri, gatal-gatal setelah terkena toksin serangga itu," kata dia.

Selanjutnya, Dinkes Jatim terus melakukan sosialisasi. Jika ada Tomcat yang hinggap di tubuh atau pakaian untuk tidak dipegang atau digencet. Sebab, menurutnya cairan tubuh Tomcat akan mengeluarkan toksin. Dan, jika terlanjur kena toksin, disarankan segera dibersihkan dengan air sabun antiseptik. Dan, segera dioles salep anti gatal, dan minum anti biotik.

Ciiri Ciri Gigitan Tomcat

Sejumlah warga Surabaya menjadi sasaran serangan Paederus riparius, jenis serangga berwarna merah-hitam yang populer dengan sebutan Tomcat. Mereka merasakan sensasi terbakar di kulit seiring munculnya bentol-bentol merah mengandung cairan seperti nanah.

Yang perlu diwaspadai bukan hanya racun yang keluar saat menggigit, tapi juga gesekan sayap yang memperparah rasa gatal.

"Racun yang dikeluarkan serangga itu jenis zat asam sehingga membuat gatal, iritasi, membuat kulit melembung," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur, Budi Rahayu.

Penampilan serangga yang memiliki nama ilmiah Paederus riparius atau sering disebut Tomcat sekilas tak berbahaya. Tapi, siapa sangka serangga kecil berwarna merah-hitam ini bisa menyebabkan ratusan orang mengalami luka seperti terkena herpes.

Dikutip dari Wellness, tubuh kumbang berukuran 7-8 mm, yang juga dikenal sebagai semut kanai atau semut kayap ini, mengandung toksin paederin. Di masa lalu, racun yang menyebabkan luka bakar pada kulit manusia ini digunakan untuk membakar kutil.

Konsentrasi racun Tomcat 12 kali lebih tinggi daripada racun kobra. Racun ini bahkan bisa bertahan delapan tahun setelah serangga mati.

Kumbang ini sangat suka dengan cahaya di malam hari, sehingga banyak yang menjadi korban adalah pengendara motor, atau mereka yang berada dalam rumah dengan cahaya terang atau sedang berkemah di dekat hutan.

Umumnya, serangan Tomcat terjadi sepanjang tahun namun mencapai puncak pada Juli-September yang memiliki kelembapan iklim.

Pencegahan dan Pengobatan

Kumbang ini sangat tertarik dengan cahaya, sehingga sebaiknya hindari berada terlalu dekat dengan cahaya lampu atau minimalkan penggunaan cahaya dekat pintu dan jendela.

Gunakan jaring nyamuk atau semprot aerosol atau pestisida organik dari campuran laos, daun mimba, dan sereh untuk mematikan kumbang yang masuk.

Bila ada kumbang kanai yang hinggap di kulit, jangan mematikannya di tubuh, namun tiup hingga pergi.

Jika kulit mengalami kontak dengan serangga ini, timbul sensasi terbakar yang kemudian menjadi kemerahan disertai munculnya nanah di bagian tengah dalam beberapa hari.

Segera cuci bagian yang terkena dengan air dan sabun. Jika terjadi reaksi kulit, cuci dengan antiseptik ringan pemanganate kalium dilusian (Kmn04) seperti hydrocortisone 1% dan krim steroid lemah misalnya betametasone dan antibiotik neomycin sulfat 5%.

Jangan menggaruk luka, karena racunnya bahkan dapat berpindah ke bagian lain kulit lewat cairan di luka. Namun, bila luka terjadi pada area mata dan selaput lendir, sebaiknya segera ke dokter.

Dengan pengobatan, umumnya luka akan membaik dalam 10 hari hingga tiga minggu tanpa menimbulkan bekas. Namun, luka dapat membekas jika melibatkan dermis.

Dokter juga menyarankan untuk menghindari sinar matahari agar tak terjadi inflamasi luka yang menyebabkan bekas kehitaman.

SERANGGA TOMCAT SERANG WARGA SURABAYA, CARA MENCEGAH & MENGOBATI SERANGAN TOMCAT, Bahaya Serangga Tomcat, Akibat Diserang Serangga Tomcat, Tips Mengatasi Serangga Tomcat, Foto Tomcat, Video Tomcat, Foto Gigitan Tomcat, Obat Gigitan Tomcat, Tanda Tanda Gigitan Tomcat




Info dan Berita Terbaik

0 comments:

Post a Comment