Masih Proses...

Sunday

KRONOLOGIS ANAS BERSUMPAH KALO KORUPSI GANTUNG DI MONAS Yusril Tertawa Sumpah Anas Gantung di Monas

VIDEO KRONOLOGIS ANAS BERSUMPAH KALO KORUPSI GANTUNG DI MONAS Yusril Tertawa Sumpah Anas Gantung di MonasKRONOLOGIS ANAS BERSUMPAH KALO KORUPSI GANTUNG DI MONAS Yusril Tertawa Sumpah Anas Gantung di Monas. Kasus yang membelit mantan Bendahara Partai Demokrat, Muhammad Nazaruddin, menyeret sejumlah petinggi partai itu, termasuk ketua umum Anas Urbaningrum. Nama Anas disebut Nazaruddin, dan sejumlah saksi seperti Mindo Rosa Manulang dan Yulianis. ISU KENAIKAN BBM DIPOLITISASI Rencana Kenaikan BBM 2012  dan  VIDEO PENYEBAB KECELAKAAN MAUT OLIVIA DEWI NISSAN JUKE DISUDIRMAN 2012 Mobil Terbakar Model Olivia Dewi Tak Bisa Diselamatkan Dalam Kecelakaan Maut Nissan Juke

Yang paling baru adalah kesaksian Yulianis itu. Mantan Wakil Direktur Keuangan di perusahaan Nazaruddin, Rabu 25 Januari hadir sebagai saksi di pengadilan. Di muka para hakim dia menuturkan soal sejumlah uang yang dikirim untuk tokoh Demokrat.

Sehari kesaksian Yulianis itu,  Cikeas menggelar dua pertemuan. Cikeas adalah kediaman pribadi Susilo Bambang Yudhoyono, yang punya dua jabatan di partai itu, Ketua Dewan Pembina dan Ketua Dewan Kehormatan. Pada pertemuan pertama SBY mengundang Dewan Pengurus Pusat (DPP). Anas Urbaningrum hadir, juga Edhie Bhaskoro, putra bungsu SBY yang menjadi Sekretaris Jenderal Partai Demokrat.

Sehari kemudian SBY mengundang anggota Dewan Kehormatan dan Dewan Pembina. Apakah kasus Nazaruddin yang menyeret nama ketua umum dibahas dalam pertemuan itu? Ada yang bilang dibahas, ada yang bilang tidak.

Lalu berembuslah kabar bahwa Anas segera diganti.  Kabar pergantian kian  santer setelah Wakil Ketua Umum Demokrat, Max Sopacua, menyebut nama yang disebut-sebut akan mengganti Anas. Si penganti itu adalah mantan Wakil Ketua Tim Sukses SBY-Boediono yang kini menjabat Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan, Djoko Suyanto. Kabar itu kian kencang setelah politisi partai itu,  Ruhut Sitompul menyebut, SBY sudah mengantongi nama pengganti Anas.

Diserang banyak kabar tak sedap itu, Anas bergeming. Dia  memilih untuk melakukan konsolidasi internal dan bekerja untuk partai. Kamis, 26 Januari 2012 kemarin, dia meluncur ke Indramayu, Jawa Barat, untuk memimpin panen udang,

Di sana, Anas didaulat menjadi Bapak Nelayan. Jelang malam, Anas menggelar keterangan pers bersama sejumlah wartawan di kedai makan, Indramayu. Semua tudingan, isu pendongkelan, dan pertemuan Cikeas dijawab Anas. Berikut petikan wawancara sejumlah wartawan dengan Anas, Kamis kemarin itu.

Menurut Anda bagaimana masa depan Partai Demokrat. Mau dibawa ke mana?
Masa depan Partai Demokrat ditentukan dua hal. Pertama, keberhasilan pemerintahan SBY. Kalau pemerintah berhasil, tentu saja Partai Demokrat sebagai partai dalam koalisi pemerintahan, juga akan dinilai positif oleh masyarakat. Karena itu kami harus berjuang keras agar pemerintahan Presiden SBY berhasil dengan baik sampai 2014.

Kedua, yang menentukan masa depan Partai Demokrat adalah kemampuan partai melakukan modernisasi. Kemampuan melembagakan diri sebagai institusi partai modern.
Itu sebabnya dalam periode saya ini, prioritas kami adalah pelembagaan, institusionalisasi. Sebab kalau partai sudah terlembaga secara institusi, maka partai itu sudah kuat akarnya. Sudah bisa bekerja layaknya mesin politik. Partai seperti itu tidak akan kenal musim. Partai seperti itu akan panjang usia politiknya, akan panjang umur.
Politik itu kadang keras. Lantaran kadang keras, maka kalau terjun ke politik,  memang harus siap lahir batin intelektual. Kalau tidak siap lahir batin justru bisa tertekan. Karena tantangan dalam politik di Indonesia itu keras. Apalagi dalam kehidupan politik dan dinamika politik yang belum dewasa.

Bagaimana Anda menangani faksi yang ada di Partai Demokrat?
Semua partai sesungguhnya punya faksi. Tidak ada partai besar, partai menengah, maupun kecil, yang tidak punya faksi. Semakin besar partai, semakin besar pula potensi faksinya. Jadi tidak bisa dihindari.
Yang paling penting sesungguhnya adalah bagaimana memanajemen faksi-faksi itu.
Basis dasarnya adalah kematangan dan kedewasaan berpolitik. Kalau matang, maka faksionalisasi itu bisa dikelola menjadi energi. Bisa membuat parti lebih dinamis. Tetapi jika tidak dewasa, maka tentu saja faksi akan menimbulkan kontraksi politik yang tidak perlu.
Harus diakui bahwa Partai Demokrat adalah partai yang masih muda. Tapi meski masih muda, saya berkeyakinan  perbedaan itu bisa dikelola.

Bagaimana internal Partai Demokrat menanggapi sejumlah isu yang beredar belakangan ini?
Kayak Anas, senyum-senyum, kira-kira.

Apakah Anda merasa disudutkan?
Rumor seperti itu biasa terjadi di dalam politik. Tapi saya meyakini bahwa kader Demokrat apalagi tokoh-tokohnya berpikir sehat, dewasa, waras, dan melihat kepentingan partai. Jadi kalau ada rumor seperti itu, akan tetap menjadi rumor. Kalau tidak ada rumor, politik tidak seru. Biarkan saja, asal jangan terus.

Bagaimana Anda dan partai menangani efek dari kasus Nazaruddin?
Tentu kami harus konsisten dengan lokasi masalah. Kalau masalah hukum diselesaikan secara hukum. Begitu saja, selesai urusan. Tapi kalau masalah hukum kemudian dikembangkan ke sana kemari, menjadi politik atau dimanipulasi sebagai kendaraan politik, itu yang kemudian menimbulkan kekeruhan.
Karena itu yang paling penting adalah percayakan kepada KPK yang sekarang sedang menangani kasus itu. Karena KPK lembaga kompeten, kredibel, profesional dan punya standar menuntaskan masalah ini secara hukum. Biar keadilan hukum yang bicara.

Apakah kasus Nazaruddin sudah memojokkan Demokrat? Seperti SBY bilang citra partai turun?
Kalau citra itu kompleks ya. Saya kira citra partai itu tidak ditentukan oleh satu dua hal. Citra partai itu menyangkut dinamika yang sangat luas. Faktornya banyak. Apalagi Partai Demokrat adalah partai pemerintah. Bahwa sekarang itu sudah ada suasana politik pra 2014. Kita merasakan suasana itu. Kalau ada opini saya melihatnya bukan opini, tetapi ini sebagai bagian dari persiapan kompetisi 2014. Dan menurut saya itu bukan sesuatu yang perlu ditangisi. Itu harus dihadapi.

Nama Anda disebut di persidangan Nazaruddin oleh Yulianis.  Itu dianggap memperburuk citra partai. Tanggapan Anda?
Karena itu lah, kalau soal hukum jangan bekerja dengan opini. Kalau bekerja dengan opini yang terjadi adalah "peradilan jalanan." Jadi sebut saja begini, saya ini kan bukan tersangka, bukan terdakwa, saksi saja bukan. Tapi seolah-olah saya ini terpidana. Itu karena opini yang dibentuk. Kalau menuntut keadilan hukum,  ya dekati secara hukum.

Apakah Humas Demokrat bisa dianggap gagal meredam opini yang Anda sebut itu?
Dalam bahasa lugas di kampung saya di Jawa Timur, karena Demokrat tidak punya tv, tidak punya koran dan radio. Kan memang begitu realitasnya. Buat saya, ini adalah sesuatu yang harus dihadapi. Biarkan dinamika ini berjalan. Tapi sekali lagi, kalau soal hukum pergunakan dengan prinsip hukum. Kalau politik, ya politik. Dengan begitu akan jelas semua.  Sehat dan menyehatkan.

Jadi Anda merasa terzalimi dengan tidak memiliki tv dan segala macam itu?
Begini, sekali lagi politik itu kadang-kadang keras, kasar. Melempar senyum itu seperti melempar benur (benih udang). Benih tadi kan bagus,

Betulkah Dewan Kehormatan sudah bahas kasus ini?
Saya yakin tidak. Karena tidak ada relevansinya, tidak ada kaitannya dan tidak ada urgensinya.

Ada saran untuk Nazaruddin?
Ha-ha-ha sudah banyak imbauan kami. Kami mendoakan saja agar dia membicarakan hal-hal yang benar

Apakah benar Dewan Pembina meminta Anda mundur?
Hah, ada ada saja. Begini, sehari sebelum rapat Dewan Pembina itu,  saya bersama Sekjen Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono, bertemu Ketua Dewan Pembina Susilo Bambang Yudhoyono. Pertemuan itu membahas agenda konsolidasi partai ke depan

Bukan kasus Nazaruddin?

Tidak membahas kasus Nazar.

Artinya ada jaminan dari SBY tentang posisi Anas?
Hal yang tidak perlu dibicarakan,  kan tidak perlu dibicarakan. Itu bukan isu yang perlu dibicarakan. Sekarang yang penting itu melakukan konsolidasi partai, meningkatkan kinerja kader partai. Di eksekutif, legislatif, kader-kader yang mengurus organisasi sehari-hari. Meningkatkan kinerja Fraksi di DPR, DPRD, DPRD Provinsi, Kabupaten, Kota dan peningkatan anggota legislatif di daerah pemilihan masing-masing biar konstituen  dan terurus dengan baik. Itu isu utama partai.

Ada jaminan dari Dewan Pembina, posisi Anda aman, tidak dilengserkan?
Tidak ada pembicaraan itu. Itu bukan isu kami. Isu utama partai itu konsolidasi. Isu dari luar barangkali begitu, tapi isu dari dalam konsolidasi.

Bagaimana jika KPK menetapkan anda sebagai tersangka?
Apa alasannya? Hah? Apa alasannya?

Dari kesaksian Yulianis dan lainnya?
Saya yakin tidak. Karena tidak ada relevansinya.

Dengan diterpa isu begini, apakah berat badan Anda berkurang?
Tambah. Tapi harus ditimbang dulu

Anas: Kalau Saya Korupsi, Gantung di Monas

Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum dituding mantan koleganya, Muhammad Nazaruddin, terlibat kasus korupsi pembangunan fasilitas olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Anas sendiri sudah membantah semua pernyataan Nazar dalam berbagai kesempatan terkait keterlibatannya dalam beberapa kasus.

Pada acara diskusi soal bahan bakar minyak (BBM) di kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Kramat Raya, Jakarta, hari ini, Anas kembali membantah keras tuduhan itu keterlibatan dirinya dalam kasus proyek di Hambalang.

"Satu rupiah saja Anas korupsi di Hambalang, gantung Anas di monas (monumen nasional)," tegasnya, Jumat 9 Maret 2012.

Dia menuturkan, pernyataan Nazaruddin adalah fitnah yang sengaja dibuat untuk menjatuhkannya. Jika dipanggil KPK untuk kasus Hambalang, apakah bersedia?

"Tidak ada pemanggilan. Saya tegaskan ya, KPK sebetulnya tidak perlu repot-repot mengurus soal Hambalang. Mengapa, karena itu kan asalnya ocehan dan karangan yang tidak jelas, ngapain repot-repot," tuturnya.

Yusril Tertawa Sumpah Anas Gantung di Monas

Mantan Menteri Hukum dan HAM Yusril Ihza Mahendra mengatakan, Anas Urbaningrum seharusnya sudah dimintai keterangan sebagai saksi dalam kasus korupsi pembangunan wisma atlet oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Seringnya nama Ketua Umum Partai Demokrat itu disebut dalam persidangan, menurut Yusril, sudah bisa menjadi dasar KPK melakukan panggilan. "Paling tidak KPK harus melakukan pemanggilan Anas sebagai saksi," kata Yusril.

Mantan Ketua Umum Partai Bulan Bintang ini mengakui telah beberapa kali mengungkapkan hal tersebut ke publik. Namun KPK belum melakukan pemanggilan.

"Ya, saya tidak bisa menilai apakah ada permainan atau tidak. Tapi saya pikir secara objektif saja lah," ucapnya.

Sementara, mengomentari sumpah yang diucapkan Anas jika terbukti korupsi bersedia digantung di Monas, Yusril justru tertawa.

"Kalau Anas sih kita anggap ketawa aja. Jadi, kalau sudah siap digantung di Monas, arwahnya juga siap meramaikan hantu-hantu yang sudah bergentayangan di sana," ucap Yusril sambil tertawa.

KRONOLOGIS ANAS BERSUMPAH KALO KORUPSI GANTUNG DI MONAS,  Yusril Tertawa Sumpah Anas Gantung di Monas,  Video Sumpah Anas Jika Korupsi Gantung Di Monas, Youtube Sumpah Anas Jika Korupsi Gantung Di Monas, Foto Sumpah Anas Jika Korupsi Gantung Di Monas, Gambar Sumpah Anas Jika Korupsi Gantung Di Monas

Youtube Anas Gantung Di Monas Jika Korupsi


Info dan Berita Terbaik

0 comments:

Post a Comment