Masih Proses...

Monday

PROGRAM KERJA JOKOWI KEBUT ATASI BANJIR 2013.

Warga DKI Siap Kerja Cepat Bantu Jokowi Atasi BanjirPASCA BAJIR, JOKOWI KEBUT ATASI BANJIR 2013. Baru menjalankan pemerintahan 3 bulan, Joko Widodo mendapat pengalaman berharga. Banjir besar, meluas dan mengakibatkan Ibu Kota nyaris lumpuh. Tercatat, 20 orang meninggal dan kerugian harta benda hingga rusaknya infrastruktur diperkirakan lebih dari Rp20 triliun. Lihat HARGA DAN SPESIFIKASI MOBIL LISTRIK PINTAR PRODUKSI ITS 2013.


Pemerintah, khususnya Gubernur DKI Jakarta sadar, upaya pengendalian banjir harus segera dilakukan. Langkah pertama, mengumumkan Jakarta sebagai tanggap darurat banjir, mengambil langkah pencegahan hingga antisipasi banjir di masa yang akan datang.

Jokowi, demikian sebutan Gubernur DKI Jakarta ini, turun langsung memimpin penanggulangan banjir. Ia berada di lokasi banjir hingga larut malam. Termasuk pengerjaan tanggul Latuharhary langsung ia pimpin. Tujuannya hanya satu, agar tanggul cepat selesai meski harus dilakukan dengan sistem kebut semalam

Wartawan VIVAnews, Luqman Rimadi berkesempatan untuk mewawancari langsung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo. Dalam perjalanan tugasnya dengan mobil Toyota Kijang Innova plat merah B 1969 PQP, Jokowi menjelaskan situasi yang terjadi dan rencana jalan keluar. Berikut petikannya:

Secara umum penyebab banjir Jakarta apa?
Kalau bicara dari hulu sampai hilir, tidak bisa bicara masalah di hilir atau Jakarta saja. Kedua, sebetulnya masalah banjir ini sudah masalah berpuluh-puluh tahun. Kalau kita  mempunyai penyelesaian yang baik dan fokus, sebenarnya sudah rampung. Karena barangnya keliatan.

Ini kan karena cuaca juga, intensitas hujan yang tinggi. Kemudian juga aliran air di atas tanah yang makin tinggi. Itu karena apa? Yang di hulunya juga villa-villa makin banyak. Jadi tangkapan airnya makin kecil. Masalah seperti itu justru sebenarnya yang menghantui, percuma kita buat sisi BKT dan lain-lainnya, kalau itu tidak dibenahi.

Apa program Anda sebagai Gubernur DKI Jakarta dalam jangka pendek, menengah dan jangka panjang?
Tahun ini sungai akan kita keruk semuanya, sampai Waduk Pluit. Kemudian membuat tambahan waduk-waduk. Semua konsentrasi kesitu. Banjir dan macet ini kan perlu proses.

Kemudian normalisasi Kali Ciliwung, Pesanggrahan, Angke, Sunter juga segera dimulai, tapi perlu proses. Teknisnya tidak begitu rumit, yang rumit pemindahan. Pemindahan, relokasi, menggeser warga itu teknis yang tidak gampang dilakukan.

Apa solusi yang telah dibicarakan antara Anda dan pemerintah pusat? Bisa diceritakan?
Pertama, normalisasi Kali Ciliwung. Dananya sudah kita siapkan sebanyak Rp250 miliar. Untuk ketiga kalinya juga akan di normalisasi di Pesanggarahan, Kali Angke dan Sunter. Sudah kami siapkan dana sebesar Rp400 miliar untuk pembebasan tanahnya.
Kedua pembangunan Waduk Ciawi dan Waduk Cimanggis. Ini dapat membantu untuk menahan air dan mengurangi banjir. Pompa-pompa juga dibangun di Jakarta Utara, di antaranya di Muara Baru dan Ancol. Ini akan dipercepat.

Optimis dengan program- program itu?
Akan saya 'geber' dengan itu. Sebetulnya semua jurus sudah kita gunakan, ya tapi itu, kita bekejar-kejaran dengan sisi pembangunan dan perubahan cuaca. Sehingga kalau kita hanya melakukan hal-hal yang konvensional saja ya kita terkejar dengan itu.

Karena itu, kita menawarkan sumur resapan, kemudian deep tunnel, itu sebuah cara. Skenario itu harus ada, plan A dan plan B. Artinya kalau hujan seperti kemarin dan tanggul jebol mengatasinya seperti apa? kan harus ada.

Kalau deep tunnel?
Kalo deep tunnel skenarionya ada. Tunnelnya buka, air masuk dan langsung keluar di laut. Itu untuk mengurangi air kalau memang nanti tidak cukup dari sungai-sungai yang ada. Itu kan juga tidak digunakan setiap hari. Artinya, pada saat-saat penting kanal dibuka.

Hambatan apa yang didapat saat membangun deep tunnel?
Gak ada, sebuah kota itu harus punya skenario, di Jakarta banjir terus, mesti ada escapenya seperti apa. Kalau seperti kemarin tanggul jebol, mestinya sudah ada skenario, plan A plan B. Skenario itu yang kita tidak punya.

Tanggul jebol hanya perbaiki tanggul. Kalau diperbaiki bisa, kalau tidak? Ya kalau jebolnya 30 meter? Kalau panjang? kan menakutkan seperti itu. Setiap tahun banjir besar seperti kemarin, kerugiannya berapa coba dihitung? Kalau deep tunnel itukan langsung uang sekian triliun, tapi langsung kelihatan fungsinya.

Kenapa Kanal Banjir Barat bisa sampai jebol ?
Itu KBB tidak pernah dipelihara, sedimennya banyak, air menumpuk. KBT tidak maksimal. KBB itu meluap sehingga tidak kuat menahan air, dan tanggulnya jebol seperti kemarin. Saya kira itu tugas-tugas kita lah, saya, wagub, Pemprov DKI, Kemen PU untuk kebut-kebutan kerjakan ini.

Kalo KBT sendiri fungsinya bagaimana?

Kalau dilihat, kaya banjir kemarin airnya juga masih di bawah, karena memang itu belum benar, artinya sebagai penampung air, sebagai pembawa air untuk diluncurkan ke laut masih belum sempurna, sehingga kita usulkan sodetan, jadi air itu meluncur ke sana.

Presiden juga meminta dibangun Sodetan Kali Ciliwung, efektifitasnya sejauh mana?
Efektif itu, lihat di Kanal Banjir Timur (KBT), ada airnya gak? kering. Makanya, kenapa mesti ada sodetan. KBT sampe sekarang itu kondisinya masih seperti itu, sehingga kita lihat lagi ini apa yang keliru. Apakah saluran kecil-kecil yang masuk kesitu terhambat? atau ada sungai-sungai yang masuk kesana harus memakai pompa untuk dinaikkan. Itu perlunya cek lapangan.
Saya lewat langsung keliatan, lewat Kanal Banjir Barat (KBB) lihat airnya sampai penuh dan hampir naik ke atas tanggul. Tapi pas kita lihat KBT, kosong. Maka itu kenapa muncul sodetan.

Pelebaran Kali Ciliwung?
Sudah dimulai, selesaikan dulu sosialisasi. Masyarakat harus digeser, langsung dikerjakan Kemeterian PU secara teknisnya, Pemprov DKI yang non teknisnya. Sosialisasi ke masyarakat, memindahkan mereka, menyiapkan rusun. Tidak mudah, tapi kalau tidak segera diputuskan sampai kapanpun kita akan begini terus.

Saat Pak Fauzi Bowo merencanakan tanggul raksasa atau Giant Sea Wall. Apakah  akan diteruskan?
Itu dananya ratusan triliun, gede banget. Tapi ini saya akan eksekusi.

Eksekusi dalam artian dimulai pembangunan fisik?
Pokoknya dimulai, pembangunan fisiknya, payung hukumnya. Saya sudah suruh kepala dinas terkait untuk dalami masukan itu. Karena kalau hanya menunggu terus, sudah 26 tahun masih rencana terus. Saya disuruh buat rencana terus gak mau. Saya mau eksekusi saja. Eksekusi dan kerjakan.

Program Bapak tidak ada yang baru, hanya melanjutkan dari gubernur sebelumnya, beberapa program bahkan mengalami kegagalan. Tanggaan Anda?
Jangan bilang ini ide dari jaman gubernur dahulu kala. Ide Jokowi mana? Ya kalau saya punya ide sekarang, saya bisa buat perencanaan, tapi bisa empat sampai lima tahun, malah jadinya rencana lagi. Hahahahahaha..

Kalau mau ide sih banyak, tapi kita maunya mengeksekusi agar cepat dimulai. Memutuskan agar cepat dikerjakan.

Anda sempat marah soal distribusi bantuan yang menumpuk di posko banjir, kenapa bisa seperti itu?
Sebetulnya poskonya penting, setiap titik penting. Tapi banyak yang punya pola barang ditumpuk di posko. Kalau dalam pikiran saya, barang sampai di posko, berhenti, kemudian didata, barang masuk, langsung keluarkan. Sehingga masyarakat merasa ada barang datang terus.

Kenapa saya marah. Itu karena masyarakat banyak suaranya. Mereka mengeluh, "Pak Ini seliweran Pak setiap hari truk-truk berisi bantuan, tapi kami tidak dapat". Pasti ini ada yang mengeluhkan, karena barangnya distok.

Bapak setiap kunjungan korban banjir memberi bantuan uang tunai langsung? Apa tidak takut disalahgunakan Pak?
Kadang ada di titik-titik tertentu perlu cash money, perlu untuk bergerak cepat. Tapi untuk memberikan seperti itu masyarakat harus tahu, jangan diberikan face to face, tidak baik, bisa ada masalah.

Sampaikannya itu secara terbuka, kalau terbuka ya sudah masyarakat tahu. Toh kita berikan juga bukan ke RT atau RW, tapi ke tokoh masyarakat. Kita minta mereka langsung dibagi dan saya kirim orang untuk cek lagi. Ada kontrol lapangan.

Kalo bantuan yang digelontorkan, itu berasal dari mana? apakah APBD?
Bukan, kita juga belum keluarkan dana tak terduga, tapi ini sudah akan mulai, kemarin sudah mulai.

Lalu bantuan yang dikeluarkan untuk mendapatkan logistik seperti selimut dan makanan dari mana?
Itu kita cari sendiri, dari bantuan swasta. Kalau saya tidak. Pokoknya keluar. Uang-uang yang keluar itu entah untuk selimut, buku dari bantuan-bantuan swasta semua.

Apakah merasa berat menjadi gubernur Jakarta?
Tidak ada yang berat, permasalahan kota sama saja. Tidak ada bedanya. Memang sizenya beda, sumber dayanya juga beda. Pusingnya sama.

Contohnya?
Misalnya gini, kamu punya masalah tiga, tapi untuk selesaikan masalah itu kamu hanya punya resources tiga. Kamu punya masalah seratus tapi punya sumber daya seribu. Lebih enak masalah seratus tapi sumber dayanya seribu dong. Ya kan.

PASCA BAJIR, JOKOWI KEBUT ATASI BANJIR 2013. Jokowi Siap Kerja Cepet Selesaikan Banjir Pasca Banjir 2013, Kejar Target Atasi Banjir Ini Dia Cara Jokowi.


Info dan Berita Terbaik

0 comments:

Post a Comment