FOKE PENDATANG BARU JAKARTA HARUS PUNYA KEAHLIAN. Walaupun angka urbanisasi ke Jakarta menunjukkan penurunan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus melakukan sosialisasi untuk menurunkan angka tersebut. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengharapkan para pendatang memiliki keahlian dan mengurus persyaratan administrasi agar tidak menjadi beban Kota Jakarta. Baca juga EL CLASICO BARCELONA VS REAL MADRID AGUSTUS 2012. ”Kota Jakarta memang bukan kota tertutup. Namun, apabila pendatang baru yang ingin mengadu nasib tanpa memiliki keahlian tentu bisa menjadi beban baru bagi Jakarta,” ujar Fauzi Bowo di Jakarta, Senin.
Untuk mengantisipasi lonjakan pendatang baru, Pemprov DKI Jakarta telah melakukan pendekatan dengan beberapa pemerintah daerah yang menjadi sumber arus migrasi. Pendekatan dilakukan untuk menyosialisasikan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi para pendatang baru jika akan mengadu nasib ke Jakarta.
Ada sanksi kependudukan
Kepada calon pendatang baru, Fauzi juga berpesan supaya mempelajari dan mematuhi peraturan kependudukan dan pencatatan sipil di Jakarta.
Pendatang baru yang memenuhi persyaratan tidak akan mendapat halangan untuk datang ke Jakarta. Sebaliknya, apabila tidak memenuhi persyaratan tersebut akan dikenai sanksi kependudukan.
”Seusai Lebaran kami selalu menggelar operasi yustisi kependudukan. Pendatang yang tidak memenuhi syarat administrasi akan dipulangkan ke kampung halaman mereka,” kata Fauzi. Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil DKI Jakarta Purba Hutapea yang ditemui secara terpisah, kemarin, mengatakan bahwa jumlah kaum urban baru ini semakin berkurang.
Jika di awal tahun 2000 sampai 2004 jumlah pendatang baru mencapai 200.000 orang pada setiap arus balik, kali ini diperkirakan hanya bakal bertambah 45.000-48.000 jiwa.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta, pada 2010 pendatang baru mencapai 59.215 orang, kemudian pada 2011 turun menjadi 51.875 orang. Pada tahun ini jumlah pendatang baru diperkirakan juga akan turun menjadi 46.155 orang.
Kini, pertumbuhan penduduk Jakarta, kata Purba, relatif kecil dibandingkan dengan daerah lain. ”Hanya 1,4 persen dari rata- rata pertumbuhan di daerah lain yang 4,5 persen,” tuturnya.
Berkurangnya pendatang baru disebabkan mengecilnya kawasan industri di Jakarta. Mereka lebih memilih untuk mencari pekerjaan di Cikarang, Karawang, Bekasi, Tangerang, dan Bogor.
Jakarta sepi
Sementara itu, selama hari raya Idul Fitri, suasana di Kota Jakarta selalu sepi dan lengang. Jumlah warga Jakarta yang mudik pada tahun ini diperkirakan sebanyak 5,7 juta orang.
Purba menjelaskan, dari total jumlah pemudik sebanyak 8,2 juta orang, sebanyak 5,7 juta orang adalah warga berkartu penduduk DKI Jakarta. ”Sisanya dari Bekasi, Bogor, dan Tangerang,” kata Purba.
Dia menambahkan, ”Kalau dari Rp 10,1 juta penduduk resmi DKI sebanyak 5,7 juta pulang kampung, itu kan artinya hampir 50 persen warga Jakarta adalah kaum urban. Bagaimana Jakarta tidak sepi,” ujarnya.
Purba mengakui, pada arus balik nanti kaum urban ini akan kembali membawa kerabat atau teman-teman sekampungnya datang dan bekerja di Jakarta, terutama bekerja di sektor informal.
Pembangunan tak merata
Purba berpendapat, derasnya arus urbanisasi ini disebabkan tidak meratanya ”kue ekonomi”. Sampai kini, Jakarta masih menjadi penghasil ”kue ekonomi” terbesar dibandingkan dengan daerah lain. ”Pemerintah provinsi tidak bisa membatasi arus urbanisasi ke Jakarta apabila persoalannya karena ’kue ekonomi’,” tuturnya.
Suasana jalanan Jakarta, kemarin, masih relatif lengang. Jalan MT Haryono yang menjadi jalur utama arus mudik warga Jakarta, sepanjang siang hingga sore kemarin, masih relatif sepi. Padahal, sehari sebelumnya, jalur utama arus mudik ini dipadati kendaraan bermotor, terutama kendaraan roda dua.
Meskipun demikian, arus lalu lintas di kawasan Terminal Kampung Rambutan, Jakarta Timur, dan persimpangan Kampung Rambutan, sejak pagi hingga siang, mulai padat. Ribuan warga pergi ke Taman Mini Indonesia, ke Bogor, atau ke kawasan Puncak untuk berlibur. Ribuan warga dari kawasan Jakarta Timur yang berasal dari Jawa Barat masih banyak yang ingin mudik meskipun sudah Lebaran hari kedua.
FOKE PENDATANG BARU JAKARTA HARUS PUNYA KEAHLIAN. Bachtiar: PPP Dukung Foke karena Alasan Pragmatis, Foke: Kecap Ja Nomor 2 Enggak Laku, Foke Sosialisasikan Para Pendatang Baru Jakarta
Info dan Berita Terbaik
0 comments:
Post a Comment