
Di masjid yang terletak di pusat kota ini, mereka disambut seorang pengurus masjid yang didaulat menjadi resepsionis alias pencatat nama dan asal para tamu. Masjid yang dibangun ratusan tahun ini mempunyai dua menara yang tingginya sekitar 25 meter dan mengapit aula utama (tempat ibadah). Ada juga prasasti dari marmer berbahasa China, dapur, dan ruang-ruang pengelola. Para pengunjung melihat-lihat prasasti, dokumentasi, dan ruang aula.
Kemudian mereka saling berfoto. Perempuan paruh baya, Liu tampak bingung ketika hendak diwawancarai detikcom. Guide dari kantor berita Xinhua, Bu Peng alias Eric dan Ai Fumei, merayunya dan berhasil. Liu mengaku datang dari Provinsi Hubei atau sekitar 1.200 km dari Yinchuan. "Oh, huan du (senang sekali)," kata perempuan non Muslim ini begitu melihat masjid. Setelah puas berkeliling, Liu dan rombongan balik kanan.
Tak lama kemudian, rombongan lain datang. Mereka langsung menyebar, sebagian berbincang dengan guide, sisanya berkeliling dan berfoto. Idul Fitri di Yinchuan jatuh pada Minggu (19/8) kemarin, sama dengan Indonesia. Ibu Kota Provonsi Otonom Ningxia Hui ini termasuk salah satu kota yang memiliki kaum Muslim terbanyak. Sebagian besar berasal dari etnis Hui.
MESJID NAUNGAN YINCHUAN MESJID TERUA DI CHINA, Mesjid Naungan Yinchuan China, Sejarah Mesjid Tertua Di China, Sisi Sejarah Mesjid Naungan Yinchuan China, Mesjid-Mesjid Tertua Di China
Info dan Berita Terbaik
0 comments:
Post a Comment