KELEMAHAN MENGGUNAKAN BBG | Tidak Semua Jenis Mobil Cocok Menggunakan BBG Bahan Bakar Gas. Kepala Bidang Minyak dan Gas Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ari H Soemarno menyebutkan, ada dua kelemahan dari bahan bakar gas. Salah satunya, tidak semua jenis mobil bisa menggunakan bahan bakar yang akan dipakai untuk mengalihkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi ini.
"Karena di lain pihak, pemakai BBG, baik itu CNG (gas alam terkompresi), itu harus juga ada pengorbanan dari pihak pemakai. Pertama, bagasinya akan kemakan," ujar Ari .
Ari berujar, ia pernah memakai bahan bakar gas jenis Vi-Gas (LGV) sewaktu menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina. Karena pernah memakai, ia pun mengerti betul bagaimana peralatan yang harus dipasang di mobil untuk menggunakan jenis bahan bakar gas itu.
Menurut dia, peralatan untuk menggunakan gas akan memakan tempat di bagasi. Jika mobilnya berjenis sedan, maka akan menyulitkan konsumen dalam menggunakan bagasinya karena sebagian ruang terpakai untuk peralatan konversi dari BBM ke gas. "Kalau mobilnya besar tidak masalah," ucapnya.
Kedua, sebut Ari, mobil yang menggunakan gas punya jarak jangkau lebih rendah ketimbang mobil dengan BBM. Dengan kondisi ini, mobil berbahan bakar gas harus sering melakukan pengisian. Otomatis, jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum yang menyediakan gas ataupun stasiun pengisian bahan bakar gas harus tersedia di banyak tempat. "Fasilitas itu sudah tersedia, belum, bagi mereka untuk cepat ngisi?" tanya Ari.
Karena kelemahannya itu, tidak heran pertumbuhan mobil pribadi yang menggunakan bahan bakar gas lambat. Artinya, tidak banyak masyarakat yang menggunakannya. "Oleh karena itu, di negara lain, pertumbuhan mobil pribadi dengan memakai gas itu lambat," sebutnya.
Misalnya, Selandia Baru sudah lama memakai gas, tetapi pertumbuhan pemakainya tidak besar. Bahkan, Jepang hanya memakai gas untuk taksi. "Pengendara lain tetap memakai BBM dengan harga mahal karena yang penting fleksibilitas," kata dia.
Begitu pula kondisi di Pakistan dan negara-negara Eropa. Padahal, harga bahan bakar gas lebih murah daripada BBM. "Bayangin kalau di Eropa harga LPG bisa separuh harga BBM, tapi tetap aja pakainya rendah," ucapnya.
Ia berujar, pemerintah seharusnya melihat negara-negara tersebut dalam menerapkan bahan bakar gas sebagai upaya untuk mengurangi subsidi. Ari pun menilai upaya peralihan ke gas ini tidak akan berhasil.
Penggunaan pertamax untuk mobil pribadi lebih tepat. Namun, pemerintah menurutnya harus menciptakan suatu sistem yang bisa dilakukan. "Iran dikasih credit card gitu. Itu udah jalan tahunan, dan tiap bulan orang dapat jatah segini. Itu berlaku untuk pribadi dan umum," sebutnya. Jadi, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bisa dilakukan asal sistem dipersiapkan, seperti penggunaan kartu prabayar, serupa sistem yang telah digunakan di jalan tol.
KELEMAHAN DARI MENGGUNAKAN BBG, Tidak Semua Jenis Mobil Cocok Menggunakan BBG, Tips Menggunakan BBG, Jenis Kendaraan Yang Tidak Cocok Mengunakan BBG, Keuntungan Mengunakan BBG, Spesifikasi Mobil Menggunakan BBG, Harga BBG, Jenis Kendaraan Yang Bisa Menggunakan BBG, Keunggulan Dari BBG.
"Karena di lain pihak, pemakai BBG, baik itu CNG (gas alam terkompresi), itu harus juga ada pengorbanan dari pihak pemakai. Pertama, bagasinya akan kemakan," ujar Ari .
Ari berujar, ia pernah memakai bahan bakar gas jenis Vi-Gas (LGV) sewaktu menjabat sebagai Direktur Utama Pertamina. Karena pernah memakai, ia pun mengerti betul bagaimana peralatan yang harus dipasang di mobil untuk menggunakan jenis bahan bakar gas itu.
Menurut dia, peralatan untuk menggunakan gas akan memakan tempat di bagasi. Jika mobilnya berjenis sedan, maka akan menyulitkan konsumen dalam menggunakan bagasinya karena sebagian ruang terpakai untuk peralatan konversi dari BBM ke gas. "Kalau mobilnya besar tidak masalah," ucapnya.
Kedua, sebut Ari, mobil yang menggunakan gas punya jarak jangkau lebih rendah ketimbang mobil dengan BBM. Dengan kondisi ini, mobil berbahan bakar gas harus sering melakukan pengisian. Otomatis, jumlah stasiun pengisian bahan bakar umum yang menyediakan gas ataupun stasiun pengisian bahan bakar gas harus tersedia di banyak tempat. "Fasilitas itu sudah tersedia, belum, bagi mereka untuk cepat ngisi?" tanya Ari.
Karena kelemahannya itu, tidak heran pertumbuhan mobil pribadi yang menggunakan bahan bakar gas lambat. Artinya, tidak banyak masyarakat yang menggunakannya. "Oleh karena itu, di negara lain, pertumbuhan mobil pribadi dengan memakai gas itu lambat," sebutnya.
Misalnya, Selandia Baru sudah lama memakai gas, tetapi pertumbuhan pemakainya tidak besar. Bahkan, Jepang hanya memakai gas untuk taksi. "Pengendara lain tetap memakai BBM dengan harga mahal karena yang penting fleksibilitas," kata dia.
Begitu pula kondisi di Pakistan dan negara-negara Eropa. Padahal, harga bahan bakar gas lebih murah daripada BBM. "Bayangin kalau di Eropa harga LPG bisa separuh harga BBM, tapi tetap aja pakainya rendah," ucapnya.
Ia berujar, pemerintah seharusnya melihat negara-negara tersebut dalam menerapkan bahan bakar gas sebagai upaya untuk mengurangi subsidi. Ari pun menilai upaya peralihan ke gas ini tidak akan berhasil.
Penggunaan pertamax untuk mobil pribadi lebih tepat. Namun, pemerintah menurutnya harus menciptakan suatu sistem yang bisa dilakukan. "Iran dikasih credit card gitu. Itu udah jalan tahunan, dan tiap bulan orang dapat jatah segini. Itu berlaku untuk pribadi dan umum," sebutnya. Jadi, pembatasan konsumsi BBM bersubsidi bisa dilakukan asal sistem dipersiapkan, seperti penggunaan kartu prabayar, serupa sistem yang telah digunakan di jalan tol.
KELEMAHAN DARI MENGGUNAKAN BBG, Tidak Semua Jenis Mobil Cocok Menggunakan BBG, Tips Menggunakan BBG, Jenis Kendaraan Yang Tidak Cocok Mengunakan BBG, Keuntungan Mengunakan BBG, Spesifikasi Mobil Menggunakan BBG, Harga BBG, Jenis Kendaraan Yang Bisa Menggunakan BBG, Keunggulan Dari BBG.
Info dan Berita Terbaik
0 comments:
Post a Comment